Awalnya hanya
kehampaan, tiga Dewa ; Dewa Mahabijak, Dewa Angkara dan Dewi Aura sepakat
membuat sebuah dunia. Dewa Mahabijak akhirnya membuat sebuah daratan raksasa
yang diberi nama ARCAPADA serta manusia dan makhluk-makhluk fantasi di dalamnya.Dewi Aura menabur ke
tiap makhluk rasa bahagia, cinta dan
energi positif lainnya. Dewa Angkara sang Dewa Perang merasa tersisihkan
ia akhirnya membuat sebuah daratan tersendiri yang penuh dengan makhluk –
makhluk penuh dengki. Bahkan ia pun berhasil menyusupkan beberapa makhluk
ciptaannya ke daratan Arcapada.
Beratus-ratus tahun kemudian sebuah
awal bencana hadir.
Jagat Agung, anak manusia yang terkenal paling tampan di
sentero daratan Arcapada berhasil menyatukan semua penghuni daratan Arcapada
dalam kekuasaannya, telah membuat Aura sang Dewi Cinta tergila-gila padanya.
Namun Jagat Agung
telah lebih dulu terjerat hatinya oleh wanita dari kalangan manusia ,Dewi
Pratiwi.
Jagat Agung
sang raja besar penguasa Arcapada akhirnya menikah dengan Dewi
Pratiwi.
Dan ini menimbulkan kemarahan sang Dewi Cinta,Aura. Ia pun melepaskan kutukan
bahwa keturunan dari pasangan ini nantinya bukanlah manusia biasa.
Singkat cerita kutukan itu ternyata
benar, sepasang anak kembar pertama putra-putri berkulit putih rambut putih dan
telinga runcing ke atas. Jagat Agung yang tidak menginginkan mereka akhirnya membuang
mereka ke sebelah selatan
Hutan Kabut sunyi.
Kelak akan lahir dari mereka Ras Kayangan. Ras yang abadi,kecuali jika mereka menikah dengan
manusia biasa.
Begitupun dengan kelahiran kedua –
anak kedua mereka ternyata sepasang manusia kera. Sepasang anak kembar
putra-putri ini dibuang ke pulau disebelah barat Arcapada, pulau Primatan. Dari keturunan ini
lahirlah kelak ras Wanara.
Kelahiran ketiga, sepasang putra-putri
bertubuh seperti manusia biasa namun di belakang leher mereka terdapat
celah-celah insang. Menganggap anaknya aneh Jagat Agung Membuang anak-anak
ini ke sebuah benua di sebelah timur arcapada. Kelak mereka akan melahirkan
ras Baruna.
Ras yang tidak bisa jauh dari air.
Akhirnya untuk menghindari kutukan itu
Jagat Agung
menikah kembali dengan wanita lain, Serat Hati. Dari pasangan ini akhirnya
diturunkan raja-raja besar yang kelak memegang tahta kerajaan Cakra
Buana di Arcapada.
Dan akhirnya sampailah pada generasi
raja ke enam yang di pegang oleh Raja Sabda Dewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar